Izinkan Aku

Bolehkan aku memanggil namamu
Disaat aku akan terlelap dalam tidurku
Bolehkah aku bertemu denganmu
Dalam lelapnya tidurku

Menatap wajahmu
Menggenggam erat tanganmu
Memelukmu
Mencium keningmu walau hanya dalam mimpi

Bolehkan aku tuliskan kata-kata manis
Semanis senyumu
Biarkan aku sedikit bernyani walau dengan
Suara dihanphonemu

Taukah kamu?
Aku merindumu
Tak ada selain urayan isi hatiku
Aku begitu sangat merindukanmu

Muhamad Romdoni – 05/12/2014

Hujan dan Awan Saling Melupa

Aku tidak tertarik siapa dirimu,
atau bagaimana kau tiba di sini.
Aku ingin tahu apakah kau mau berdiri di tengah,
bersamaku dan tak mundur teratur.
Aku tidak tertarik di mana atau dengan siapa kau belajar.
Aku ingin tahu apakah yang menjagamu dari dalam,
saat segala hal berjatuhan. 
Aku ingin tahu apakah kau bisa sendirian bersama dirimu,
dan apakah kau benar-benar menyukai temanmu
di saa-saat kau hampa.

(Jean Houston, A Passion for The Possible)

Aku Ingin Berlari

Hari ini (siang tadi) habis dari dokter, periksa luka luar bekas lecet yang malah jadi koreng yang infeksi. Itu akibat tergesek sepatu yang sudah mulai tidak muat dengan kakiku.

Ngobrol-ngobrol dengan dokter, cerita tentang masa lalu, ketika kecelakaan 2005 lalu. Dokter bilang “dulunya kurang perawatan, alhasil seperti ini. Penanganannya kurang”. Waktu itu tahun 2005 dioprasi dengan menggunkan program pemerintah. Sekarang aku hanya bisa berjalan dengan ujung kaki saja. Keras seperti kayu itu kakiku.

Dokter bilang bisa sembuh dengan oprasi, tapi aku tidak hiraukan ucapan itu karena aku sudah mulai bisa menerima apa adanya nasibku. Tapi kenapa tiba-tiba terpikir ingin oprasi, ingin sembuh, ingin lari, malu ini kembali datang, takut ini mulai menghantui. Pertanyaan-pertanyaan mulai muncul dalam benak. Bisakah? Mungkinkah? Berapa?
Aku membayangkan kaki ini sembuh, dapat berlari seperti mereka, dapat berjalan normal seperti mereka, apa aku bisa, apa aku mampu dengan keadaan keluargaku saat ini, dengan keadaanku saat ini. Mungkin bisa? Tapi… berapa? Kenapa aku tidak tanyakan tadi. Kenapa aku tidak ingin sembuh, kenapa sekarang ingin sembuh.

Aku ingin lari…..
Aku ingin seperti mereka….

Sepertinya aku ingin berteriak kepada Tuhan, “Sembuhkan aku….! Aku ingin lari, aku ingin seperti mereka berjalan dengan telapak  kaki, bukan dengan ujung kaki”.

Tuhan, aku mohon kembalikan kakiku sedia kala. Seperti aku saat kecil, dapat berlari meraih Ibu dan Bapak ku, dapat menggendong adik-adiku, dapat membantu kedua orangtua seperti anak-anak desa lainnya. Apa aku ini terlalu hina untuk berbuat baik kepada mereka semua. Apa aku ini tidak pantas Engkau berikan kesempatan lagi. Apa aku ………. aku ini……. Engkau tega Tuhan, Kau biarkan aku menagis dikala ingat dahulu aku berlari, Engkau tega, biarkan aku malu ketika dengan mereka. Engkau tega kepada orangtuaku yang menanggung malu karenaku.
Apa kesempatan itu tidak ada untukku, apa kesempatan itu tidak untukku lagi.

Engkau maha kuasa, maha segalanya, mengapa Engkau tak berikan jalan sedikit saja untukku. Setidaknya Engkau berikan aku rasa percaya diri untuk itu. Engkau merebutnya. Kau meninggalkannya. Aku hanya ingin berbuat baik kepada semua dengan yang ku mampu dan ku bisa. Aku tidak meminta kau turunkan cahaya dan sekejap kakiku bisa berjalan lagi, aku hanya minta bukakan jalan sedikit saja, sedikit saja. Agar aku dapat berusaha kembali membuatnya seperti mereka. Berjalan dengan gagah dan perkasa. Anak yang siap dipinta tenaga oleh orangtua.

Kau tau? Aku ini tidak dapat membantu mereka. Apa Kau tau aku ini tidak bisa apa-apa.
Tuhan, aku ingin berlari… Aku ingin berlari… Aku ingin berlari…
Bukakan jalan itu, bukakan gerbang itu, bukakan Tuhan, aku mohon pada-Mu. Aku mohon pada-MU. Aku mohon…

 

Rasa Yang Tertinggal

hhh

Rasa Yang Tertingal

Takkan Pernah terindah
Takkan pernah terabaikan
Kau hancurkan diriku

Kini kau pun tlah pergi
Menjauhi diriku untuk selama-lamamya

Walau kau tak pernah mengerti akan arti cinta ini dihatiku

Rasa ini yang tertinggal selamanya
Memberikan luka pada hatiku

Jangan kau biarkan diriku menderita selalu

 

 

Cantik Sapaku

Apa kabar kau cantik?
Sekian lama aku tak berjumpa denganmu
Nampaknya kau semakin kusam
Menua tak terbelai lembut mesra

Apa kabar kau cantik?
Bolehkah aku berjumpa dengamu lagi
Meski aku tak mengucap janji setia
Akan selalu disampingmu setiap saat

Rindukah aku!
Tentu, begitu rindu
Sekian lama tak membelaimu
Tak mengkecum pipi halusmu

Kadang tebayang wajahmu yang indah
Merona, memancarkan cahaya
Hitam pekat, gores kuning emasmu selalu ku ingat
Aku rindu kepadamu oh Desaku

Ijab Kabul

Enak juga ini lagunya Kangen Band loh 😉

 

Di gelap malam aku mulai tenggelam
Saat kau peluk erat tubuhku, sayang
Tunggu aku pulang, aku pasti datang
Menemuimu tersayang

Beranikan diri bertemu orang tuamu
Bicara baik dari hati ke hati
Restuilah kami, doakanlah kami
Jadi pasangan abadi

Tunggulah aku menjadi imam-mu
Dan tunggulah aku menjadi imammu

Dan akan ku lamar anakmu di tahun ini
Restui kami, doakan kami, jadi pasangan abadi
Dan akan kutanggung jawabi kebutuhannya
Lahir batinnya, jiwa raganya
Agar ia bahagia dudududu

 

Tarikkk mangggg….. :mrgreen: